Pengalaman seram setelah melayat

Tahun 2000, saat itu Pak Ashury masuk kantor yang tidak berbentuk virtual office surabaya seperti biasanya jam 8 pagi, kantor beliau terletak di sekitar Stadion Sepak Bola Mandala Krida Yogyakarta.

Nah saat sedang melakukan tugas-tugas dari kantor, sekitar jam Sepuluh pagi, ada pengumuman dari penerangan kantor yang mengabarkan berita lelayu, karna ada salah satu pegawai di instansi tersebut yg meninggal dunia. Pak Ashury sempat terkejut, karna yg meninggal merupakan temannya sejawat sebagai Satpol PP, serta rencananya nanti sepulang dari kantor,

setelah mahgrib akn menjenguk ke hunian Pak A (samaran) yang memang hampir 1 minggu ini sedang mengalami sakit, rencananya akan menjenguk bersama salah satu temannya, katakanlah Pak Jirih (nama samaran). Yah namanya rencana manusia, tapi Tuhan berkehendak yang lain.

Rencana diubah, akn melayat malam hari saja, pemakaman akn dilaksanakan besok, tapi karena kebetulan besoknya ada tugas dari kantor yg tdk dapat ditinggalkan, lalu setelah omong dengan Pak Jirih, di sepakati jam 7 malam akn berangkat dari rumah Pak Ashury, Pak Jirih akan menjemput beliau, dan berangkat bersama-sama menuju rumah duka.

Jam 7 malam kurang, Pak Jirih pun datang, & setelah menunggu sebentar, akhirnya Pak Ashury serta Pak Jirih, dengan berboncengan sepeda motor pun berangkat menuju ke lokasi.

Pak Ashury yang berada di depan, karna beliau tahu lokasi rumah Almarhum Pak A, yang kebetulan gak jauh dari kampong kelahiran beliau di daerah Piyungan.

Melewati jalan tembus dari daerah Berbah ke arah Piyungan, ialah pilihan jalan yg akan dilewati, karena lebih singkat & gak terlalu ramai, dari pada harus melewati Jalan Raya Prambanan - Piyungan, yang ramai tetapi hrs memutar terlalu jauh.

Tidak sampai setengah jam perjalanan, sampailah mereka di lokasi rumah duka, lalu setelah memarkirkan motor, masuklah mereka ke dalam utk mendoakan bagi kedamaian & ketentraman arwah Pak A, dan memohonkan kepada Allah akan pengampunan dosa bagi almarhum.

Setelah itu menyalami keluarga yang berduka dan menguatkan mereka, setelah itu dipersilahkan duduk di tempat yang sudah disediakan. Lalu berdua membaur dgn masyarakat yang ada, & saling berkenalan, lalu mengobrol tentang almarhum serta keluarga, serta ikut mendengarkan rencana tentang pemakaman almarhum.

Tak terasa hampir 2 jam lebih mereka di sana, lantaran dianggap telah cukup lama & sudah gak ada kepentingan lagi, akhirnya mereka berpamitan kepada keluarga almarhum,

sekalian permintaan maaf dan ijin utk ngga bisa menghadiri acara pemakaman jenasah, lantaran tugas yang tak dpt ditinggalkan utk besok harinya, juga mereka pun memohon pamit kepada warga yg hadir di sana.

Lalu mereka pun meninggalkan lokasi, tetapi Pak Ashury tidak langsung pulang, tetapi mampir sebentar ke hunian saudaranya, untuk sekedar menjenguk keluarga yang ada, sekalian mau buang air kecil. Dan tepat jam 11 malam, mereka berdua pun pulang dari Piyungan.

Sebagai gambaran, jalan tembus Berbah ke Piyungan merupakan jalan aspal yg cukup besar, cuma masalahnya daerahnya yang mesti dilewati merupakan sawah-sawah, hunian pun gak terlalu ramai hanya di lokasi tertentu saja & selanjutnya sepi lagi, ada 2 kuburan dari arah kanan & kiri yg mengapit jalan,

jadi sering disebut kuburan kembar, lalu harus berbelok-belok kiri & kanan, setelah itu ada semacam kuburan cina sepanjang jalan sekitar 200 meteran panjangnya serta hutan kecil pohon jati yg sepi, lalu ada jembatan yg jg terkenal keangkerannya, & setelah dari jembatan sekitar Seratus meter ada kuburan umum lagi, penulis pernah melewati jalan itu & memang,

kalau telah di atas jam 9 malam memang telah sepi jalan tersebut, jadi terkadang penulis lebih memilih jalan besar yang ramai kalau pulang agak malam dari mengunjungi Paman di daerah sana.

Penerangan jalan jangan ditanya gak ada sama sekali, jadi kalaupun ada tak seterang penerangan di Jalan besar, jadi kalau tidak bertemu dengan mobil atau motor dari arah berlawanan, kami hrs berhati-hati dlm membawa kendaraan mobil atau motor, & sebagian besar kiri serta kanan jalan merupakan daerah persawahan.

Nah ketika dalamperjalanan pulang itu, Pak Jirih mulai ribut karna ketakutan harus melewati kuburan umum, Jembatan, serta kuburan cina, karna dia melihat ada putih-putih loncat-loncat dari arah seberang kuburan menuju masuk ke kuburan.

Pak Jirih: ”Mas, mas, mas, apa itu di depan dekat kuburan itu yang loncat-loncat???”

Pak Ashury: ”Apa, nggak ada apa-apa, itu paling-paling kambing lepas yang nyebrang, di sini khan, banyak yg pelihara kambing.” (Padahal beliau tahu ada si pocong, lagi nyebrang ke kuburan, takut ya takut,

tapi beliau cuma percaya Tuhan akan melindunginya dari gangguan makhluk gaib, juga supaya Pak Jirih tak mikir terlalu macam-macam serta menenangkan beliau).

Tapi Pak Jirih sudah terlanjur ketakutan, dipeluknya erat-erat Pak Ashury dari belakang, sampai-sampai beliau nggak bisa bernapas.

Pak Ashury: ”Hei ngapain pakai peluk kenceng kayak gini, abdi nggak dpt bernapas nek kayak gini”.

Pak Jirih: ”Sorry mas (sambil tetap nempel kayak lem di belakang punggung Pak Ashury), takut saya mas. Agak kenceng sedikit mas motornya.

Lalu setelah melewati kuburan, Pak Ashury sekilas melihat ada orang besar sedang merokok di buk jembatan, tapi beliau tetap tenang sambil komat-kamit berdoa, dan lalu beliau memencet bel motor, tanda permisi. Pak Jirih kaget, mendengar suara bel motor ketika berjalan di jembatan

Pak Jirih : ”Ada apa mas, kok bunyiin bel???

Pak Ashury: ”Oh tadi ada org lagi jalan di jembatan, kubel biar minggir”.

Pak Jirih: ”Mana mas? dari tadi Hanya kita berdua, jangan nakutin lah mas, nggak ada orang lagi tadi di jembatan?” (Semakin erat dekapan tangannya Pak Jirih, sampai-sampai Pak Ashury jadi risih sendiri)

Setelah dari jembatan jalan agak menanjak, sehingga motor melambat, & sampailah di jalan yang di sebelah kanannya merupakan komplek kuburan cina tua dan umum serta sebelah kiri

jalan hutan pohon jati yang cukup rimbun serta tinggi-tinggi, di sana ada hanya ada penerangan lampu neon Sepuluh watt di depan makam. Pak Jirih, tiba-tiba semakin memperat dekapan tangannya ke tubuh Pak Ashury.

Pak Ashury: ”Eh kenapa kamu ini, lepasin nggak, saya nggak dpt napas nih”

Pak Jirih: ”Mas, mas, apa itu tadi ada yang terbang dari pohon jati ke kuburan, kayak gadis pakai baju putih mas, mari mas dicepatin motornya!”, sambil memeluk sekencang-kencangnya & memejamkan mata.

Pak Ashury: ”Mana, paling-paling hanya layangan, yg putus & talinya kecantol pohon serta tertiup angin” (sambil berusaha melonggarkan pelukkan tangan Pak Jirih. Pak Ashury pun tahu ada kuntilanak lagi terbang melintas di depan mereka, hanya dia berusaha tenang, supaya temannya tidak tambah ketakutan).

Akhirnya motor pun melewati kuburan cina tua itu & meluncur ke daerah yg lumayan banyak hunian penduduk, cukup membuat Pak Jirih agak tenang, walaupun tetap memeluk Pak ashury.

Setelah 5 menit ngga ada kejadian apa-apa, mereka mesti melewati kuburan kembar. Di sini Pak Jirih mulai ketakutan lagi, karna dari kejauhan melihat ada org yang sedang menyapu di sekitar kuburan dan membakar sampah daun-daun.

Pak Jirih : ”Mas, mas ada orang yang nyapu serta membakar sampah di kuburan kembar lho, ayo mas ngebut, takut aku”. (Kembali pelukan semakin kenceng ke perut Pak Ashury).

Pak Ashury, tahu kalau tersebut merupakan juru kunci makam kembar, yg memang punya kebiasaan nyapu & bersih-bersih makam di malam hari (karena beliau sering lewat di jalan tersebut  serta pernah ketemu di kampung kelahirannya).

Jadi beliau ngga takut. Tetapi karna saking jengkelnya dengan Pak Jirih yang penakut sekali, sengaja memperlambat motornya semakin mendekati orang yg sedang menyapu. Pak Jirih malah semakin panik, lantaran motor semakin melambat serta mendekati org tersebut dan akhirnya dia memejamkan matanya karna saking takutnya.

Lalu dia mendengar Pak Ashury menyapa org tersebut,”Malam mbah Bejo, lagi tugas nggih mbah???, kata orang tersebut. ”Eh, mas Ashury tho, lho dari mana kok malam-malam segini di sini, oh sama temannya ya???.  

service office surabaya - Pak Jirih agak heran serta membuka matanya, & ternyata yg dia takutkan ialah benar-benar orang. Setelah itu Pak Ashury mengatakan biar temannya tahu kalau Mbah Bejo ialah manusia beneran, bukan makhluk gaib..ha..ha.., ternyata beliau usil juga, Pak Jirih menjadi malu dan meminta maaf sama Mbah Bejo,

karena menganggap Mbah Bejo ialah hantu. Setelah di rasa cukup, akhirnya berdua berpamitan menuju ke hunian Pak Ashury.