Asing Tdk Membuat Sektor Properti Lebih Baik

http://www.forticeoffice.com/feature/virtualoffice.html Wacana tentang kepemilikan properti oleh org asing ditanggapi beragam oleh kalangan pengembang. Berbeda dgn pengembang lainnya, Direktur Utama PT Metropolitan Land Tbk (Metland), Nanda Widya, menilai dibukanya pasar properti untuk orang asing tdk akan langsung membuat sektor properti kembali bergairah. Karna itu pengembang jangan terlalu gembira lantaran efeknya gak sebesar yang dibayangkan.

“Saya yakin tidak akan signifikan, apalagi dengan situasi Indonesia ketika ini, asing juga bakal berpikir berulang-ulang utk membeli. Apa ada kelebihan properti kita utk mereka?” ujar Nanda kepada housing-estate.com di Jakarta, Selasa (7/7).

Menurut Nanda,  peraturan yang berlaku di Indonesia tidak cukup menarik bagi orang asing. Selain tersebut  daya tarik kota-kota di Indonesia gak seperti negara lain. Ini berbeda dgn Australia, banyak orang tua di Indonesia membeli apartemen di negara itu untuk tempat tinggal anaknya yang sekolah atau kuliah di sana.

Sementara orang asing di Indonesia umumnya berbisnis. Mereka lebih senang serta menguntungkan dgn menyewa apartemen, bukan membeli. Kota yang menjadi tujuan org asing jg sangat terbatas di Jakarta & Bali.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengamini pandangan itu. Menurutnya, penerimaan devisa serta perpajakan dari properti asing ini gak akn sebesar yg diperkirakan. “Akan lebih menguntungkan jika pemerintah membuka arus investasi korporasi asing, seperti yg dilakukan Tokyu Land, Keppel Land, Hongkong Land, Toyota Housing,” katanya.

Dengan masuknya korporasi asing industri terkait di Indonesia langsung atau ngga akan ikut bergerak. Ini akan mendorong tumbuhnya sektor riel yg gilirannya akan meningkatkan permintaan terhadap produk properti . “Silakan saja dibandingkan  berapa pendapatan negara yang dpt diperoleh dari pembelian property oleh org asing dengan dampak ekonomi dari masuknya investasi asing melalui korporasi,” imbuhnya.